Jendelakaba.com, Jakarta — Forum Diskusi Publik “Mewujudkan Ruang Digital Aman untuk Anak: Peran Generasi Muda di Era Siber”pada Jumat, 14 November 2025, menekankan bahwa keamanan digital anak bukan lagi isu teknis, melainkan persoalan kebijakan publik yang harus ditangani secara sistemik. Para narasumber menilai generasi muda memiliki peran strategis dalam membentuk budaya digital yang aman dan sehat bagi anak-anak Indonesia.
Anggota Komisi I DPR RI, Sabam Rajagukguk, mengungkapkan bahwa lebih dari 79% anak berusia 5–17 tahun telah terhubung ke internet, namun masih banyak yang mengakses ruang digital tanpa pendampingan memadai. “Ketika akses semakin luas, risiko juga semakin besar. Konten kekerasan, pornografi, penipuan, dan perundungan siber terus meningkat, dan anak-anak menjadi kelompok paling rentan,” ujarnya.
Sabam menilai regulasi seperti perlindungan data pribadi dan keamanan siber sedang diperkuat, namun kebijakan tidak cukup jika tidak dibarengi budaya digital yang sehat. Ia menegaskan bahwa generasi muda memiliki peran besar dalam mengkampanyekan etika digital, melaporkan konten berbahaya, serta membantu teman sebaya memahami risiko teknologi.
Praktisi komunikasi Drs. Gun Gun Siswadi, M.Si. memperkuat pandangan tersebut dengan menyebut bahwa paparan konten negatif terus meningkat. Ia menyoroti kesenjangan pemahaman antara orang tua dan anak yang mengakibatkan minimnya pendampingan digital. “Sekitar 34% orang tua tidak mengetahui aktivitas digital anak. Ini harus menjadi perhatian kebijakan nasional,” tegasnya.
Gun Gun mendorong pendekatan kebijakan yang lebih kolaboratif, termasuk integrasi literasi digital ke sekolah, pemberdayaan komunitas pemuda, serta peningkatan tanggung jawab platform digital dalam memastikan keamanan umur dan fitur pelaporan bekerja optimal.
Sementara itu, Prof. Dr. Edi Surya Negara, M.Kom. menekankan bahwa keamanan digital harus menjadi ekosistem, bukan hanya intervensi sporadis. Menurutnya, ketimpangan literasi digital antarwilayah masih besar sehingga membuat sebagian anak sangat rentan terhadap manipulasi digital dan kejahatan daring. “Kebijakan pemerintah penting, tetapi tanpa keterlibatan keluarga, sekolah, platform, dan generasi muda, ekosistem aman tidak akan terbentuk,” ujarnya.
Pada sesi penutup, para narasumber menegaskan bahwa ruang digital aman adalah warisan penting bagi masa depan. “Jika ruang digital kita isi dengan keamanan, keberanian anak-anak akan tumbuh,” tutup Gun Gun.***






