Jendelakaba.com— Anggota Komisi I DPR RI, Farah Puteri Nahlia, menegaskan pentingnya literasi digital sebagai fondasi utama dalam membangun budaya berinternet sehat di Indonesia. Hal itu ia sampaikan dalam Forum Diskusi Publik bertajuk “Berinternet Sehat” yang digelar pada Kamis, 11 September 2025.
Dalam paparannya, Farah menyebut bahwa internet kini telah menjadi ruang hidup kedua bagi masyarakat Indonesia. Berdasarkan data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) 2024, jumlah pengguna internet mencapai 221 juta jiwa atau sekitar 79,5 persen dari populasi.
Namun, ia menyoroti bahwa tingginya angka penetrasi internet tersebut tidak diimbangi dengan literasi digital yang memadai. Survei Katadata Insight Center tahun 2023 bahkan mencatat 48 persen pengguna internet di Indonesia pernah terpapar hoaks, terutama terkait isu politik dan kesehatan.
Fenomena hoaks, ujaran kebencian, hingga penipuan daring menurut Farah harus dijawab dengan membangun kompetensi literasi digital. Ia menekankan empat pilar penting: keterampilan digital (digital skills), keamanan digital (digital safety), etika digital (digital ethics), dan budaya digital (digital culture).
Selain itu, Farah menyoroti aspek keamanan data pribadi yang rawan bocor serta dampak kesehatan mental akibat kecanduan media sosial. “Berinternet sehat adalah keterampilan hidup. Sama seperti etika di dunia nyata, kita juga harus menumbuhkan tata krama di ruang digital,” tegasnya.***