H. Muhammad Farhan, S.E. (Anggota Komisi 1 DPR RI) Hadiri Ngobrol Bareng Legislator webinar yang digelar Kominfo RI dengan tema “Anak Muda, Jaga Pemilu Damai”

Jendelakaba.com–Jakarta–H. Muhammad Farhan, S.E. (Anggota Komisi 1 DPR RI) Hadiri Ngobrol Bareng Legislator webinar yang digelar Kominfo RI dengan tema “Anak Muda, Jaga Pemilu Damai” secara online melalui platform zoom meeting pada Selasa, 06 Februari 2024.

Beliau menyampaikan bahwa Dalam era demokrasi, partisipasi aktif anak muda dalam proses pemilihan umum (Pemilu) merupakan pilar penting untuk membangun fondasi pemerintahan yang kuat dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, tema “Anak Muda, Jaga Pemilu Damai” menjadi sangat relevan.

Anak muda memiliki peran krusial dalam menentukan arah kebijakan negara, dan untuk itu, menjaga kedamaian dalam pelaksanaan Pemilu adalah suatu keharusan. Pentingnya pemahaman mengenai proses pemilu dan tanggung jawab sebagai pemilih perlu ditekankan kepada anak muda. Dengan memiliki pengetahuan yang baik, mereka dapat membuat keputusan yang bijak dan memilih pemimpin yang mewakili aspirasi dan kepentingan generasi mereka.

Upaya menjaga pemilu damai tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau lembaga terkait, melainkan juga menjadi tugas bersama seluruh lapisan masyarakat, khususnya anak muda. Keterlibatan aktif dalam berbagai forum diskusi dan debat politik di lingkungan digital maupun offline dapat menjadi wadah untuk menuangkan pendapat dan meredam potensi konflik. Keterbukaan untuk mendengarkan pandangan yang berbeda dan memahami keragaman opini merupakan langkah awal menuju pemilu yang damai dan demokratis.

Sikap kritis dan analitis perlu ditanamkan pada anak muda agar mereka mampu menyaring informasi yang diterima. Penyebaran informasi palsu atau hoaks dapat memicu konflik dan mempengaruhi integritas pemilu. Oleh karena itu, literasi media dan kemampuan memahami sumber informasi menjadi kunci untuk menghindari manipulasi dan memastikan partisipasi pemilih yang cerdas.

Kampanye politik yang berintegritas dan adil juga menjadi fokus dalam menjaga pemilu damai. Anak muda dapat memainkan peran penting dalam memonitor jalannya kampanye dan mengkritisi praktik-praktik yang merugikan prinsip demokrasi. Memilih pemimpin berdasarkan prestasi dan visi, bukan sekadar popularitas, adalah langkah krusial untuk membentuk pemerintahan yang berkomitmen pada kepentingan rakyat.

Senada dengannya, Dr. Fajar Nursahid, M.Si. (Direktur Riset Algoritma) memaparkan Penting bagi kita semua, terutama anak muda, untuk memahami bahwa pemilu adalah sarana untuk mengekspresikan pandangan dan aspirasi.

Oleh karena itu, kita harus mengedepankan dialog dan diskusi yang sehat dalam membangun pemahaman bersama. Anak muda perlu memahami bahwa perbedaan pendapat adalah hal yang wajar dalam demokrasi, namun, harus diiringi dengan sikap saling menghormati dan mendengarkan pandangan orang lain. Selain itu, media sosial memiliki peran yang signifikan dalam membentuk opini dan persepsi masyarakat, khususnya anak muda. Oleh karena itu, perlu adanya pemahaman tentang pentingnya verifikasi informasi sebelum menyebarkannya.

Anak muda harus aktif mencari informasi dari sumber yang terpercaya dan kritis dalam menilai kebenaran suatu berita. Hal ini akan membantu mencegah penyebaran informasi palsu atau hoaks yang dapat memicu konflik. Kemudian juga penting untuk menekankan bahwa pemilu damai tidak hanya tanggung jawab pemerintah atau penyelenggara pemilu, tetapi juga tanggung jawab bersama seluruh elemen masyarakat, termasuk anak muda. Keterlibatan aktif dalam pemantauan dan pengawasan pemilu dapat menjadi langkah positif. Anak muda dapat terlibat dalam organisasi-organisasi pemantau pemilu atau mengajak teman-temannya untuk berpartisipasi aktif dalam proses pengawasan pemilu.

Didi, S.E.Ak., MAK., CA., AWM., CertIFR., CRMO. (Pegiat Literasi Digital) juga menyampaikan Peran literasi digital tidak hanya terbatas pada kemampuan memahami informasi, tetapi juga melibatkan kemampuan berpartisipasi secara positif di ranah digital. Kita dapat menggunakan media sosial sebagai platform untuk berdiskusi secara sehat tentang isu-isu politik, saling bertukar pendapat tanpa menghujat, dan membangun pemahaman bersama. Sebagai generasi yang tumbuh dalam era teknologi, kita memiliki kesempatan untuk memanfaatkan kecanggihan tersebut untuk meningkatkan partisipasi dalam proses demokrasi.

Selain itu, pemahaman tentang calon-calon yang akan dipilih juga merupakan aspek krusial dalam menjaga pemilu damai. Sebagai generasi muda, kita harus mampu menilai kredibilitas dan rekam jejak para kandidat, bukan hanya terpaku pada isu-isu kontroversial. Dengan memiliki pemahaman yang mendalam, kita dapat membuat pilihan yang lebih tepat dan berkualitas, serta menghindari polarisasi yang dapat merugikan proses demokrasi. Selaras dengan itu, kita juga perlu menyadari bahwa perbedaan pendapat adalah hal yang wajar dalam sebuah demokrasi.

Namun, kita harus belajar untuk menyampaikan pendapat dengan cara yang santun dan menghargai pendapat orang lain. Dalam era digital, ungkapan pendapat dapat dengan mudah menjadi provokatif dan memicu konflik. Oleh karena itu, penting bagi kita sebagai generasi muda untuk membangun budaya dialog yang sehat dan saling menghormati.

Terakhir, sebagai pemegang peran penting dalam perubahan sosial, kita dapat menjadi agen perubahan positif dalam menjaga pemilu damai. Melalui edukasi, kampanye sosial, dan partisipasi aktif dalam kegiatan demokratis, kita dapat menginspirasi teman-teman sebaya untuk turut berkontribusi dalam proses pemilu. Dengan begitu, kita tidak hanya menjaga pemilu tetap damai, tetapi juga mewujudkan peran positif generasi muda dalam membangun masyarakat yang lebih demokratis dan bermartabat.

Respon (2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *