Oleh: Asep Muldani, Ketum HMI Cabang Bangka Belitung
Jendelakaba.com — Memperingati Raden Ajeung Kartini atau lebih dikenal RA Kartini, tentu bukan hanya sekedar bentuk euforia memperingati sebagai seorang pahlawan perempuan yang memiliki pergerakan perjuangan pada awal masa pra kemerdekaan.
Namun tentunya ini juga justru menjadi bentuk evaluasi seharusnya bagi negara baik dari mulai pemerintah pusat sampai ke tingkat yang paling bawah. Bahwasanya sudah sejauh manakah hari ini peran perempuan dilibatkan dalam pembangunan negeri ini dan apakah emansipasi wanita sudah benar-benar berjalan atau justru masih banyak diskriminasi dan intimidasi terhadap perempuan di negeri kita ini.
Mungkin terlalu luas jika saya membahasnya dalam lingkup satu negara yang besar seperti kita ini, namun hal ini memang lah sangat penting untuk diperhatikan untuk masa depan bangsa yang besar seperti kita Indonesia.
Dalam lingkup yang lebih kecil, hari ini kalau kita perhatikan di Provinsi Bangka Belitung masih marak terjadinya Intimidasi terhadap perempuan bahkan dari sejak masih kanak-kanak.
Sebagian contoh kecil, di tahun 2023 ada 187 kasus tentang perempuan di Bangka Belitung dan ini lebih tinggal dari tahun 2022 yang mana ada 170 kasus, mulai dari kasus pelecehan seksual yang rata-rata didominasi oleh korban anak-anak, kekerasan dalam rumah tangga dan lainnya.
Ini tentu menjadi catatan, dimana di Bangka Belitung perempuan masih rentan mengalami intimidasi dan diskriminasi. Jumlah tersebut utu mungkin saja baru sebagian kecil dari yang tidak terungkap, pemerintah tentunya harus juga memperhatikan terkait hal ini.
Hari ini dan seterusnya pemerintah Bangka Belitung harus lebih aktif menggaungkan sosialisasi tentang hak-hak perempuan dan upaya-upaya dalam menghilangkan tindak intimidasi terhadap perempuan. Dalam hal ini tentu pemerintah tidak bisa sendiri, agar lebih efektif harus melibatkan golongan-golongan atau kelompok masyarakat atuh bahkan mahasiswa untuk ikut berperan dalam prosesnya sehingga dapat mencapai hasil yang maksimal.
Perempuan adalah salah satu pilar sebuah Bangsa, karena perempuan mempunyai salah satu privilage yang utama yakni sebagai Ummu (ibu) dan madrasatul ula (sekolah pertama) bagi seorang anak.
Oleh karenanya bagaimana bangsa ini akan melahirkan calon-calon pemimpin besar, kalau perempuannya tidak dijaga sebaik mungkin.
“Seorang guru buka hanya sebagai pengasah pikiran saja, melainkan juga pendidik Budi pekerti”, RA Kartini. YAKIN_USAHA_SAMPAI ***