Dharmasraya, 8 Maret 2025 – Cuaca ekstrem yang melanda Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat, telah menyebabkan banjir di Kecamatan Koto Salak, menggenangi lahan pertanian dan mengakibatkan kerugian besar bagi para petani. Informasi yang diperoleh dari Moch. Khairul Amin, Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Koto Salak, serta Ardianus Effendi, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Dharmasraya, mengungkap dampak signifikan dari bencana ini.
Menurut Moch. Khairul Amin, banjir terjadi akibat meluapnya Sungai Batang Hari setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut. Meskipun hujan telah berhenti, air yang meluap menyebabkan genangan di beberapa area pertanian, terutama di lahan yang dikelola oleh Kelompok Tani Harapan Maju di Nagari Koto Salak dan Kelompok Tani Usaha Tani di Nagari Padukuhan.
Dari data yang dihimpun, banjir merendam 12 hektar lahan pertanian di Nagari Koto Salak dan 9 hektar di Nagari Padukuhan. Rinciannya, lahan milik Kelompok Tani Terus Maju di Nagari Koto Salak mengalami gagal panen di 2 hektar, sementara 10 hektar lainnya masih bisa diselamatkan meskipun kualitas gabah menurun. Sementara itu, lahan Kelompok Tani Usaha Tani di Nagari Padukuhan mengalami gagal panen di 4 hektar, dengan 5 hektar lainnya tetap dapat dipertahankan, namun hasil panennya mengalami penurunan.
Kerugian akibat banjir ini cukup besar. Diperkirakan produksi hasil pertanian di lahan terdampak mencapai 5 ton per hektar. Dengan total 6 hektar lahan mengalami gagal panen, kehilangan produksi mencapai 30 ton. Jika harga gabah kering panen saat ini berada di angka Rp5.500 per kilogram, maka total kerugian yang dialami para petani mencapai Rp165.000.000.
Di sisi lain, Ardianus Effendi dari BPBD Dharmasraya menegaskan bahwa pihaknya telah melakukan pendataan terhadap lahan pertanian yang terdampak. Berdasarkan catatan BPBD, lahan yang terendam terdiri dari tanaman padi berusia 90 hari di Nagari Koto Salak dan 60-65 hari di Nagari Padukuhan. Kondisi ini semakin memperparah situasi petani yang sebelumnya sudah menghadapi tantangan akibat perubahan cuaca yang tidak menentu.
Menyikapi bencana ini, diharapkan adanya perhatian dari pemerintah daerah maupun instansi terkait guna membantu para petani yang terdampak, baik dalam bentuk bantuan benih, pupuk, maupun dukungan finansial untuk memulihkan sektor pertanian yang terdampak. Selain itu, perlu adanya langkah antisipasi untuk mengurangi risiko banjir di masa mendatang, seperti peningkatan sistem irigasi dan pengelolaan sungai yang lebih baik.
Banjir yang melanda Kecamatan Koto Salak menjadi pengingat akan pentingnya mitigasi bencana di sektor pertanian, terutama bagi daerah yang bergantung pada hasil panen sebagai sumber utama perekonomian masyarakat.